ANAK JALANAN JANGAN DI ANGGAP PREMAN
DI DOGIYAI
Sehubungan dengan masalah kaum Remaja yang pernah di diposkan oleh IPMADO yang di tulis oleh Jhon kamo maka saya mencoba untuk permasalahan, keluarga dan Anak jalanan.Anak jalanan jangan dianggap Preman,adalah masalah sosial bersama pemerintah dan Aparat keamanan yang sulit terpecahkan,dan menjadi problema klasik kabupaten yang baru di mekarkan.Banyak sisi negative terkait dengan keberadaan anak jalanan,namun sisi lain anak jalanan sendiri sebenarnya mengalami problema yang berat dan membuat mereka miris.kekerasan yang di alami anak jalanan sangat beragam,mulai dari kekerasan verbal sampai fisik dan seksual.
Untuk menangani masalah ini team penanggulangan anak jalanan, karena anak jalanan adalah anak-anak kita atau saudara-saudara kita, anak-anak bangsa yang juga berhak mendapatkan pekerjaan ,perlindungan,bimbingan dan juga semuanya, oleh karena itu sayangi dan perlakuan mereka sama dengan anak-anak atau saudara-saudara kita yang lain, jangan mereka di tangkap” jangan anggap mereka seperti preman”yang tidak setuju dengan adanya razia anak jalanan ,berkaitan dengan kasus kekerasan seksual yang muncul.
Untuk kabupaten Dogiyai anak jalanan jangan di tangkap tetapi diminimalisir mereka di jalanan dengan memberdayakan mereka, bagi yang masih usia sekolah bisa diarahkanke sekolah terbuka ,bagi yang sudah anak dewasa diberi pekerjaan paruh waktu yang cocok dengan karakter mereka.
Fakta menunjukan bahwa di Kabupaten Dogiyai tidak jarang anak-anak dari keluarga tak mampu,sering di paksa untuk secepatnya jadi dewasa dengan beban tanggungjawab ekonomi keluarga secara berlebihan, sehingga mereka tak sempat menikmati masa kanak kanak yang ceria dan menyenangkan .sudut-sudut kampung Dogiyai pun,sarat dengan keliaran anak-anak jalanan,kebanyakan dari sudut kampung-kampung lari ke kota untuk mencari prlindungan maka dari pemerintah sangat diharapkan dari sekarang jika ada lapangan kerja /lowongan mempekerjakan mereka.ironisnya ,tak sedikit aparat yang menilai kehadiran mereka sebagai sampah masyarakat yang m esti dikarantikna tanpa ada kemauan politik untuk membebaskan mereka dari cengkeraman kemiskinana dan ketidak hadiran.
Anak jalanan,agaknya jangan menjadi salah satu problem klasik di kabupatren Dogiyai,kehadiran mereka di sudut-sudut kampong-kampung DI kbupaten Dogiyai kedepan pengap dan kumuh di mata pihak luar, demi menjaga nama baik kabupaten Dogiyai dari awal perlu di bentuk komisi untuk penanganan anak jalanan di Dogiyai. Karena bisa jadi sangat erat kaitannya dengan jeratan kemiskinan yang menelikung orangtuanya,kenyataan di kabupaten Dogiyai banyak sekali jutaan (100 %) keluarga/masyarakat di lembah Hijau yang hidup dibawah garis kemiskinan dan belum masuk pada kelayakan.
Kalau saja mereka atau kami punya pilihan untuk di lahirkan sudah pasti tidak ada seorang anak manusia yang ingin lahir dan besar di tengah-tengah deraan kemiskinan orangtua kami di Kbupaten Dogiyai ,maka kami dari anak jalanan sangat mengharapkan perhatian serius dari pemerintah untuk memberi bimbingan,pendidikan yang layak dan pekerjaan kepada kami jika tidak dari awal sudah tampak nama Dogiyai akan tercemar dan kotor.
Dari sisi latar belakang kehidupan keluarga di Dogiyai sangat aman nyaman untuk tumbuh dan berkembang secara wajar sesungguhnya tak ada tempat untuk menyia-nyiakan anak jalanan miskin yang terlunta-lunta hidup di jalanan.
Jangan DiGaruk jika di kabupaten Dogiyai ada Anak -anak jalanan<
Untuk memberikan perlindungan yang memadai kepada mereka,melalui tangan-tangan aparat,anak-anak jalanan di kota-kota besar biasanya aparat digaruk dan dihinakan diatas mobil bak terbuka ,diarak dan dipertontonkan kepada publik, maka itu untuk kabupaten Dogiyai yang baru di mekarkan ini jangan meniru contoh dari kota –kota/kabupaten-kabupaten yang lain yang sudah lama pemekaran itu,jika itu terjadi di kabupaten Dogiyai nanti ?”sungguh , sebuah perlakuan purba yang jauh dari nilai-nilai kesantunan masyarakat beradab,jangan perlakukan mereka seperti preman,seperti di lakuakan operasai tetapi sayangilah dan lindungi mereka karena mereka juga generasi penerus bangsa untuk kabupaten dogiyai kedepan sehingga harapan daripada ini jangan anak-anak jalanan serahkan ke tangan-tangan aparat dipertontonkan kepada publik.
Kehadiran mereka / kami justru perlu di berdayakan dengan sentuhan lembut penuh kemanusiawian dari aparat dan pemerintah Dogiyai.namun akan berkembangnya sikap latah dan kemarukan ingin menjadi kaum borjuis dan bergaya hidup feodal secara instan agaknya setelah membakar dan menghanguskan nilai-nilai kemanusiawian itu di Kabupaten Dogiyai.
Oleh : Mozes Bidabi Tebai
Mahasiswa : Universitas Teknologi Yogyakarta
Fakultas :Ekonomi
No comments:
Post a Comment